Herbal Tak Selalu Aman
Syahrial Mayus
ilustrasi
"Obat herbal dinilai lebih alami. Namun, setiap zat yang mempengaruhi tubuh, dari manapun asalnya, memiliki resiko bila tidak dikonsumsi secara benar”
JAKARTA, Jaringnews.com - Tak selamanya obat herbal sebagai jalur alternatif aman bagi tubuh. ia juga memiliki efek samping yang terkadang tidak dicantumkan dalam kemasan. Plus,diantaranya tak mencantumkan waktu kadaluarsa.
Baru-baru ini Association Press melansir, uni Eropa menyatakan produk herbal seharusnya memberikan keterangan peringatan tentang efek samping dan interaksi dengan obat-obatan resep.
Penelitian menunjukkan bahwa produk herbal seperti yang tersedia di toko online ataupun toko-toko obat tidak menghadirkan informasi keselamatan dan seberapa lama kadar obat itu berkeadaan baik.
Sebanyak 51 dari 68 produk yang diperiksa tidak menghadirkan satu pun keterangan mengenai keamanan produknya. Terlebih, banyak produk yang tidak berlisensi.
Dicontohkan ginseng Asia, yang diteliti oleh peneliti yang tergabung dalam University of Leedsmenyebutkan bahwa obat ini tidak cocok untuk penderita diabetes. Tanaman herbal St John Wortjuga tidak cocok digunakan dengan pil kontrasepsi dan warfarin, serta efek samping sepertiginkgo yang mengakibatkan reaksi alergi.
Theo Raynor,profesor farmasi yang memimpin studi tersebut dalam jurnal BMC Medicinemengatakan, "Banyak yang lebih memercayai obat herbal karena dinilai lebih alami. Namun, setiap zat yang mempengaruhi tubuh, dari mana pun asalnya, memiliki risiko bila tidak dikonsumsi secara benar,” katanya
Ia menyarankan supaya setiap kali membeli jamu atau obat herbal, jangan lupa memeriksa kotak kemasan guna melihat keterangan yang menunjukkan bahwa obat tersebut telah dilegalisasi. Semua hasil penelitiannya sudah dipublikasikan guna menjadi acuan bagi pengguna obat herbal.
Baru-baru ini Association Press melansir, uni Eropa menyatakan produk herbal seharusnya memberikan keterangan peringatan tentang efek samping dan interaksi dengan obat-obatan resep.
Penelitian menunjukkan bahwa produk herbal seperti yang tersedia di toko online ataupun toko-toko obat tidak menghadirkan informasi keselamatan dan seberapa lama kadar obat itu berkeadaan baik.
Sebanyak 51 dari 68 produk yang diperiksa tidak menghadirkan satu pun keterangan mengenai keamanan produknya. Terlebih, banyak produk yang tidak berlisensi.
Dicontohkan ginseng Asia, yang diteliti oleh peneliti yang tergabung dalam University of Leedsmenyebutkan bahwa obat ini tidak cocok untuk penderita diabetes. Tanaman herbal St John Wortjuga tidak cocok digunakan dengan pil kontrasepsi dan warfarin, serta efek samping sepertiginkgo yang mengakibatkan reaksi alergi.
Theo Raynor,profesor farmasi yang memimpin studi tersebut dalam jurnal BMC Medicinemengatakan, "Banyak yang lebih memercayai obat herbal karena dinilai lebih alami. Namun, setiap zat yang mempengaruhi tubuh, dari mana pun asalnya, memiliki risiko bila tidak dikonsumsi secara benar,” katanya
Ia menyarankan supaya setiap kali membeli jamu atau obat herbal, jangan lupa memeriksa kotak kemasan guna melihat keterangan yang menunjukkan bahwa obat tersebut telah dilegalisasi. Semua hasil penelitiannya sudah dipublikasikan guna menjadi acuan bagi pengguna obat herbal.
Sumber : http://jaringnews.com/
Penuaan memang pasti akan terjadi pada setiap orang. Akan tetapi, ternyata dengan diet rendah kalori, proses penuaan ini bisa diperlambat. Bagaimana bisa?